ARTICLE AD BOX
Acara berlangsung sejak pukul 15.00 hingga 22.00 WITA, dihadiri undangan dari kalangan pemerintahan, pegiat bahasa dan sastra, hingga pendukung finalis. Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Badung, Drs. I Gde Eka Sudarwitha, S.Sos., M.Si., yang juga secara resmi membuka kegiatan.
Pagelaran diawali tarian kolosal oleh sepuluh pasang finalis yang membawakan tari bertema bahasa dan sastra. Disusul sesi perkenalan dari masing-masing finalis yang berasal dari beragam latar akademik dan lembaga. Penampilan mereka mencerminkan komitmen terhadap pelestarian bahasa Indonesia, daerah, dan asing.

Ketua Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali, Ida Ayu Sri Laksmi, menegaskan bahwa pemilihan ini bukan sekadar ajang lomba, melainkan wujud komitmen dalam menggerakkan generasi muda untuk menjadi pelopor pelestarian bahasa. “Hari ini bukan akhir, melainkan awal bagi para finalis untuk membuktikan komitmennya,” ujarnya dalam sambutan.
Setelah perkenalan, acara berlanjut dengan pengumuman enam besar finalis yang diuji wawasan kebahasaan melalui sesi tanya jawab. Masing-masing diberikan waktu 30 detik untuk menjawab pertanyaan yang diundi secara acak. Penilaian ini dilakukan oleh dewan juri untuk mengukur pemahaman finalis terhadap isu-isu kebahasaan aktual.

Foto: Wakil II Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 Komang Merta Mulia Manyasa dan Putu Darmika Susilawati. -IST
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Elis Setiati, S.Pd., M.Hum., menyatakan bahwa ajang ini bukan hanya mencari yang berpenampilan menarik, melainkan sosok muda yang memiliki wawasan, keberanian, dan penguasaan bahasa. “Mereka adalah kekuatan kami untuk pelestarian bahasa dan sastra,” tegasnya.
Pengumuman tiga besar dilakukan dengan cara unik, yaitu melalui simbolisasi kemunculan sosok Dewi Saraswati yang menyampaikan nama-nama finalis terpilih. Simbol ini melambangkan turunnya tanggung jawab besar dalam menjaga dan memuliakan bahasa.

Foto: Wakil I Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 I Komang Astama Wiguna dan Ni Putu Diah Noviyanti. -IST
Drs. I Gde Eka Sudarwitha, dalam sambutannya, juga menekankan pentingnya kekayaan bahasa dan sastra di Indonesia. “Tidak semua bangsa punya kekayaan bahasa seperti kita. Ini adalah kekuatan yang harus dijaga oleh generasi muda,” katanya.
Finalis tiga besar kemudian kembali diuji dengan pertanyaan mendalam seputar kebahasaan, masing-masing diberi waktu 60 detik untuk menjawab. Setelah itu, acara diisi hiburan berupa kuis, musikalisasi puisi, serta pidato perpisahan dari Duta Bahasa Bali 2024, Putu Aprika Apsarendra Putra dan Ni Putu Jesica Sasi.
“Kami pamit bukan untuk berhenti, tapi untuk meneruskan mimpi di ruang-ruang yang berbeda,” ujar keduanya dalam sambutan terakhir.

Foto: Pemenang Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 I Wayan Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Chintya Pradnyandewi. -IST
Sekitar pukul 21.30 WITA, pengumuman pemenang pun dilakukan. Wayan Wahyu Sanjaya terpilih sebagai Duta Bahasa Putra, dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi sebagai Duta Bahasa Putri Provinsi Bali 2025. Keduanya menjalani prosesi first walk sebagai tanda resmi mengemban amanah sebagai duta bahasa.
Inilah titik tiba dari satu perjalanan menuju masa depan sastra yang cerah, berlabuh pada misi selanjutnya dengan pemuliaan sastra sumber yang utama.
Mari bersama menghiasi keelokan sastra dan bahasa. Tugas penting ini, bukan hanya ada pada pundak seluruh finalis. Tapi pada seluruh insan generasi muda.
Salam Literasi!