LPS Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat Bali Terhadap Penjaminan Simpanan

Bambang memaparkan bahwa sektor riil di Bali menunjukkan ketahanan ekonomi yang baik. Neraca perdagangan tetap surplus, penjualan ritel tumbuh positif, dan kepercayaan konsumen berada di level optimis. Meski penjualan semen sempat terkontraksi akibat libur panjang Ramadan dan Idulfitri, indeks menabung konsumen (IMK) justru menguat, menunjukkan peningkatan niat menabung masyarakat.

Dari sisi perbankan, Bali mencatat kontribusi signifikan. Meski jumlah rekening menempati urutan ke-17 secara nasional, nominal simpanannya berada di peringkat ke-7 dengan pertumbuhan yang tinggi. 

Total simpanan di Bali mencapai Rp178,27 triliun pada April 2025, dengan hampir 99,88% rekening dijamin penuh oleh LPS. "Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan di Bali sangat baik," ujar Bambang.

LPS juga terus memperbaiki layanan pembayaran klaim simpanan. Rata-rata waktu pembayaran klaim pada 2024 hanya membutuhkan 5 hari kerja sejak bank dicabut izin usahanya, lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

"Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan proses yang transparan dan cepat," tambah Bambang.

Bambang menekankan pentingnya kolaborasi dengan media untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. "Kami ingin sosialisasi tentang LPS dan program penjaminan simpanan bisa menjangkau lebih banyak orang, tidak hanya melalui media konvensional tetapi juga media digital," ujarnya. 

LPS juga aktif melakukan edukasi ke kampus, komunitas, dan UMKM di Bali.

Ke depan, LPS akan fokus pada pemantauan cakupan penjaminan, koordinasi dengan otoritas terkait, dan sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat. 

"Kami ingin memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dan masyarakat memahami betul hak mereka terkait penjaminan simpanan," pungkas Bambang.

Dengan berbagai upaya ini, LPS berharap dapat terus menjadi lembaga yang dipercaya masyarakat dalam menjaga simpanan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Bali.