Harga Bahan Melonjak, Pengusaha Penjor di Denpasar Hadapi Tantangan Jelang Galungan–Kuningan

4 days ago 4
ARTICLE AD BOX
Salah satu pengusaha Penjor, I Ketut Putra Ambara alias Tut Petruk, mengaku tahun ini menjadi masa paling menantang selama dirinya menekuni usaha Penjor dan dekorasi. Tut Petruk merupakan pemilik usaha Soka Penjor yang berlokasi di kawasan Soka, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur.

"Tahun ini sangat berat. Pasca Nyepi yang berbarengan dengan rahinan Tumpek Uduh, lalu IdulfFitri, dan setelah itu piodalan besar di Pura Besakih dan Pura Batur, kami kesulitan memperoleh bahan. Harga ental dan kelapa naik dua kali lipat," ujar Tut Petruk saat ditemui Sabtu (19/4/2026).

Lulusan S1 Ekonomi Universitas Hindu Indonesia (UNHI) ini mengatakan, bahan-bahan Penjor sebagian besar didatangkan dari luar Bali, termasuk ental dari Sumba, yang membuat modal produksi meningkat drastis. Untuk satu musim Galungan ini, dirinya mengeluarkan modal hingga Rp30 juta–Rp40 juta hanya untuk bahan ental.

Meski demikian, permintaan Penjor justru meningkat. Selain pesanan Penjor Galungan sekitar 100 buah, Soka Penjor juga mendapat pesanan dari ITDC Nusa Dua berupa 28 Penjor kecil dan 12 Penjor ukuran sedang.

"Harga Penjor yang kami jual berkisar Rp350.000 hingga Rp500.000, tergantung ukuran dan bahan. Kami juga jual perlengkapan Penjor seperti busung, ambu, sampian, gebogan, dan Penjor jadi yang langsung dipasang di lokasi," jelasnya.


Selain Penjor, Tut Petruk juga menerima jasa dekorasi untuk berbagai upacara adat dan pernikahan. Namun, padatnya pesanan menjelang Galungan dan musim ‘dewasa’ atau hari baik untuk pernikahan membuat dirinya harus bekerja ekstra.

“Bolak-balik bongkar dan pasang dekorasi sambil tetap produksi Penjor itu cukup melelahkan. Belum lagi harus cari bahan yang makin susah dan mahal,” ujarnya.

Ia berharap ke depannya ada solusi untuk membantu pelaku usaha kecil seperti dirinya dalam memperoleh bahan baku dengan harga stabil, terutama menjelang hari raya besar.

“Memang hari raya sering diikuti lonjakan harga, tapi kalau bisa disesuaikan dengan kondisi dan tidak memberatkan pelaku usaha. Saya pribadi lebih memilih membuat Penjor polos daripada warna-warni supaya bahan tidak terbuang percuma,” tutupnya. *m03

Read Entire Article