ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Setiap tahunnya, Apple menggelar sebuah kompetisi khusus untuk para pelajar di seluruh dunia agar bisa unjuk kebolehan dalam kemampuan coding, lewat Swift Student Challenge 2025. Tahun ini, kompetisi tersebut telah dimulai sejak Februari lalu, dan cukup banyak pelajar Indonesia berhasil terpilih sebagai pemenang dengan aplikasi inovatifnya.
Sesuai namanya, Swift Student Challenge 2025 mengajak pelajar untuk menciptakan sebuah aplikasi kreatif dan inovatif, memungkinkan mereka untuk bisa mengembangkan ide dan menuangkannya dalam wujud aplikasi impian masing-masing. Tentunya dengan menggunakan bahasa pemrograman Swift sebagai bahasa pemrograman ciptaan raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino satu ini.
Apple sebutkan bila kompetisi ini telah sukses memberikan kesempatan kepada ribuan siswa di seluruh dunia, sekaligus memungkinkan mereka untuk bergabung dengan komunitas pengembang secara global. Disebutkan ada total 350 pemenang Swift Student Challenge yang pengajuannya menunjukkan keunggulan dalam berbagai faktor. Mulai dari inovasi, kreativitas, hingga dampak sosial atau inklusivitas.
Baca juga: Dua Kartini Indonesia Pemenang Swift Student Challenge 2025, Rilis Aplikasi Menginspirasi
Pelajar Indonesia Kembangkan Aplikasi dengan Aspirasi Positif

Dari 350 aplikasi yang didaftarkan lewat Swift Student Challenge 2025, tercatat ada 20 pelajar dari Indonesia yang terpilih sebagai pemenang. Hal ini tentu merupakan sebuah kabar yang sangat positif, membuktikan bila para pelajar asal Indonesia mampu berikan dampak positif ke lebih banyak orang melalui coding, sebagai para generasi muda berbakat.
Menariknya, banyak dari aplikasi yang diajukan menjadi cara atau aspirasi mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas. Salah satu contohnya adalah aplikasi HowEyeSee bikinan Ali Haidar, seorang pelajar berusia 23 tahun asal Jakarta, yang merancang sebuah aplikasi edukasi imersif untuk membantu penggunanya agar bisa merasakan tantangan sehari-hari yang selalu dihadapi oleh individu dengan batasan kognitif, visual, serta motorik.

HowEyeSee dirancang dalam bentuk permainan interaktif, memanfaatkan SwiftUI agar lebih mudah diakses, hingga sejumlah poin teknis lain seperti SceneKit dan AVFoundation untuk visual dan auditori yang bisa dibuat secara real-time. Sejumlah teknologi tersebut digunakan agar pengguna bisa terhubung dengan pesan inti aplikasi, yakni untuk menumbuhkan nilai empati hingga kesadaran.
Selain itu, juga ada aplikasi lainnya seperti EaseOut karya Stevans Calvin Chandra. Aplikasi kesehatan pribadi satu ini dirancang untuk membantu pengguna dalam mengelola stres hingga kegelisahan, hadirkan simulator denyut jantung dan mainan fidget digital. Keduanya dinilai bisa berikan efek menenangkan kepada mereka yang mengaksesnya.
Pemenang Swift Student Challenge 2025 Bakal Diajak Menonton Ajang WWDC Secara Langsung

Selain dua aplikasi di atas, juga ada aplikasi lainnya yang berhasil memenangkan Swift Student Challenge 2025. Lewat aplikasi bernama GuardUp, Stefanus Albert Wilson mengatakan bila ini merupakan kedua kalinya ia berpartisipasi dalam ajang global tahunan Apple kali ini. Pelajar berusia 20 tahun ini merancang sebuah aplikasi digital yang bisa membantu pengguna atasi penindasan atau perundungan siber.
GuardUp menyediakan cerita interaktif hingga tantangan harian, sekaligus chatbot yang lebih peka terhadap emosi dengan dukungan teknologi CoreML. Dengan begitu, pengguna diharapkan bisa membangun ketahanan dan kekuatan emosional, hingga meningkatkan kepercayaan diri, refleksi, dan rasa memiliki.
Nantinya, pemenang terhormat dari kompetisi Swift Student Challenge 2025 bakal diundang langsung ke acara tahunan Worldwide Developer Conference (WWDC) 2025 yang dilangsungkan di Apple Park, California, Amerika Serikat.
Artikel berjudul 20 Pelajar Indonesia Berhasil Menangkan Penghargaan Apple Swift Student Challenge 2025 yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id