Pakai Tameng Simbol Prajurit Gagah Berani

2 weeks ago 2
ARTICLE AD BOX
Tak berselang lama, 0tangan, kaki dan sekujur tubuh penari Baris Dadap ini bergerak mengikuti alunan gamelan. Sesekali mereka bernyanyi dengan lirik berbahasa Jawa Kuno.

Seperti Tarian Baris pada umumnya, Penari Baris Dadap Desa Adat Les-Penuktukan, merupakan gabungan Desa Les dan Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng,  ini menggunakan atribut pakaian yang sama. Ada baju, badong, lamak, celana Panjang, gelang kaki, gelang kane hingga gelungan segitiga khas tari baris. Yang membedakan masing-masing penari membawa tameng berbahan kayu sebagai atribut tari.

Hanya saja bentuk tameng yang dibawa sedikit berbeda dari tameng pada umumnya yang berbentuk bulat besar. Tameng Bari Dadap Les-Penuktukan berbentuk lebih ramping. Konon tameng ini merupakan warisan turun-temurun yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun. Atribut Tari Baris Dadap ini pun disakralkan dan disimpan di gedong simpen pura.

Jro Pasek Pura Dangka I Nengah Yutama didampingi Jro Penyarikan Desa Adat Les-Penuktukan Nyoman Adnyana menjelaskan tidak diketahui secara pasti bagaimana Sejarah Tari Baris Dadap mentradisi di desanya. Namun krama setempat mempercayai Tari Baris Dadap salah satu dari sejumlah Tari Baris yang disakralkan di desa ini.

Tari Baris Dadap hanya ditarikan saat piodalan di Pura Kahyangan Desa dan sejumlah upacara adat tertentu seperti ngenteg linggih.Tarian ini menggambarkan sekelompok prajurit yang tetap waspada menjaga wilayahnya pasca menghadapi peperangan.

“Tameng itu saat perang dipakai melindungi diri dan untuk berjaga-jaga tetap waspada setelah berperang. Tarian ini pun perkiraan kami diadopsi dari kegiatan-kegiatan masyarakat pada zaman perang,” ucap Jro Yutama.

Menurutnya, tameng yang disimpan di gedong simpen pura ini sudah berumur ratusan tahun. Tetua yang ada saat ini tidak mengetahui secara pasti dimana dan kapan tameng ini ada. Krama pun menerima warisan leluhurnya dengan tetap menjaga baik hingga bertahan sampai sekarang.

Penari Baris Dadap ini biasanya ditunjuk langsung oleh pengurus adat. Siapapun yang dipilih tidak boleh menolak. Mereka akan menjalani ritual pembersihan diri terlebih dahulu, sebelum menarikan tarian sakral ini. “Sekarang anggota kelompok penari baris itu ada 52 orang, mereka bergantian menari kalua ada upacara. Nanti yang senior akan mengajarkan kalau ada anggota baru, biasanya dekat-dekat piodalan atau karya,” imbuh dia.

Sebagai salah satu desa tua di Buleleng Timur, tradisi, adat istiadat serta kesenian sakral ini masih bisa Lestari. Kewajiban krama untuk ngayah sebagai penari menjadi pengikat dan jaminan keberlangsungan tradisi yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun.7k23
Read Entire Article