Mangku Pastika: Kemiskinan di Pulau Surga Tak Pantas Terjadi

3 weeks ago 4
ARTICLE AD BOX
Mangku Pastika menegaskan bahwa meskipun Bali dikenal sebagai destinasi wisata yang mendunia, kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak masyarakat Bali yang hidup di bawah garis kemiskinan. “Karangasem itu daerah paling miskin di Bali, disusul oleh Buleleng. Oleh karena itu, harus menjadi perhatian utama bagi para pemimpin di Bali, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten,” ujar Pastika.

Menurutnya, angka kemiskinan di Bali memang lebih rendah dibandingkan provinsi lain, tetapi jumlahnya tetap signifikan. Ia mencontohkan, dengan populasi Bali yang mencapai sekitar 4,2 juta jiwa, sekitar 4% dari penduduknya masih tergolong miskin. “Sekitar 200 ribu orang di Bali masih hidup di bawah garis kemiskinan, di pulau yang sering disebut surga. Ini tidak pantas,” kata tokoh berusia 73 tahun ini.

Pandangan Mangku Pastika ini disampaikan kepada awak media usai menerima kunjungan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Karangasem nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata (Gus Par) dan I Wayan Pandu Prapanca Lagosa, bersama tim pemenangan di Sekar Tunjung Center (STC), Denpasar, Rabu (23/10/2024).

Mangku Pastika juga mengkritisi data makro yang sering dipublikasikan, seperti rendahnya angka kemiskinan dan pengangguran di Bali. Menurutnya, data tersebut memang penting untuk kebijakan, tetapi kurang mencerminkan kondisi riil di lapangan. “Makro memang penting, tetapi kita harus lihat mikronya. Ketika kita turun ke lapangan, ke rumah-rumah warga, keadaannya masih jauh dari layak, terutama di Karangasem,” tegasnya.

Sebagai solusi, Mangku Pastika mendukung dibentuknya Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap lembaga di bawah kepemimpinan Budiman Sudjatmiko  tersebut dapat mempercepat penanganan kemiskinan, terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal. “Program-program dari pusat hingga daerah harus dimanfaatkan dengan baik. Kalau paslon ini menang, saya berharap mereka fokus pada rakyat miskin di Karangasem,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pemberantasan kemiskinan tidak bisa hanya dilakukan dengan membangun infrastruktur atau memberi bantuan rumah. Menurutnya, perlu ada upaya terpadu yang mencakup pemberian pekerjaan, peningkatan pendidikan, dan akses kesehatan bagi masyarakat miskin. “Setelah diberi rumah, kalau mereka tidak punya pekerjaan, siklus kemiskinan akan terus berlanjut. Jadi, harus ada pekerjaan. Pertanian, peternakan, atau usaha kecil yang bisa meningkatkan pendapatan mereka,” jelas Mangku Pastika.

Menutup pernyataannya, Mangku Pastika menekankan bahwa membiarkan kemiskinan adalah dosa besar bagi para pemimpin. “Pemimpin yang membiarkan kemiskinan terjadi, dosanya besar sekali. Kalau tidak diperhatikan, pemimpin akan kualat,” tutupnya.

Dengan pernyataan ini, Mangku Pastika mengingatkan pentingnya perhatian serius dari para pemimpin di Bali terhadap persoalan kemiskinan, terutama di Karangasem, agar masyarakat bisa menikmati kesejahteraan yang merata.

Read Entire Article