Lomba Ngelawar Warnai Pemasangan Penjor Pengerebongan

1 month ago 3
ARTICLE AD BOX
Salah satu tradisi yang rutin dilakukan setiap H-1 adalah pemasangan penjor oleh Sekaa Teruna (ST) di seluruh desa. Namun, ada yang berbeda kali ini dengan digelarnya lomba ngelawar perdana pada Sabtu (12/10/2024) pagi, di Wantilan Pura Agung Petilan (Pengrebongan).

Ketua Yowana Desa Adat Kesiman, I Wayan Dendy Sandinata, menjelaskan bahwa lomba ngelawar ini merupakan program baru untuk melestarikan tradisi sekaligus memperkenalkan seni kuliner Bali kepada generasi muda. "Lomba ngelawar ini kami selenggarakan untuk pertama kalinya sebagai bagian dari usaha menyeimbangkan seni dan budaya," ujarnya, Sabtu (12/10/2024).  

Dendy menekankan bahwa ngelawar merupakan budaya penting bagi masyarakat Bali, terutama dalam perayaan Penampahan Galungan dan piodalan di pura. “Selain pemasangan penjor, kami ingin agar anak muda di Kesiman bisa mengenal makna dan proses pembuatan lawar, bukan hanya sekadar membeli atau mengandalkan cara praktis,” tambahnya. Dalam lomba ini, peserta membuat dua jenis lawar, yaitu lawar merah dan lawar putih, yang menjadi ciri khas Desa Kesiman.

Ketua ST Yowana Satrya Werdhi, Banjar Kebonkuri Tengah, I Kadek Ardika, menyambut baik kegiatan ini. “Menurut saya, kegiatan ini sangat positif bagi anak muda, apalagi digelar dalam momen penting menyambut Pengerebongan. Kami berharap lomba ini dapat menjadi wadah kreativitas dan dapat terus diselenggarakan di masa depan,” ujar Ardika.  

Syarat dan ketentuan lomba ngelawar mengharuskan peserta memasak di banjar masing-masing, sedangkan proses penyajian dilakukan di Wantilan Pura Pengerebongan. Setiap tim terdiri dari tiga orang yang membawa kelengkapan bahan sendiri. Lomba berdurasi 90 menit, mulai dari persiapan hingga penyajian di meja penilaian, dengan lawar yang dibuat menggunakan daging babi serta menyajikan dua jenis: lawar merah dan lawar putih. 

Bahan pelengkap disediakan oleh peserta, sementara panitia hanya menyediakan meja hidangan. Peserta dilarang menggunakan penyedap rasa kimiawi, hanya bumbu alami dari rempah-rempah yang diperbolehkan, serta tidak diperkenankan menggunakan plastik atau bahan sejenis untuk penyajian. Peserta juga diwajibkan mengenakan pakaian adat madya. 

Registrasi dimulai pukul 07.00 WITA, dan lomba dimulai pukul 08.30 WITA. Setiap Sekaa Teruna mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp500.000, dan pemenang akan diumumkan pada 13 Oktober 2024 pukul 20.00 WITA.*m03

Read Entire Article