Edukasi Lingkungan DLHK, Sekolah Sungai Sasar Siswa SD Negeri 13 Kesiman

3 weeks ago 5
ARTICLE AD BOX
Ketua Komunitas Peduli Sungai (KPS) Lila Ulangun, I Gede Deddy Dwiviyana, yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini, menyambut positif pemilihan Tukad Lila Ulangun sebagai lokasi program Sekolah Sungai. "Kami berharap masyarakat sekitar sungai mulai sadar bahwa sungai bukanlah tempat sampah. Kami ingin mendidik anak-anak sejak dini agar lebih peduli terhadap sungai dan memahami dampak buruk dari membuang sampah sembarangan," ungkapnya.

Menurut Deddy, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan anak-anak pada pentingnya keberadaan sungai serta menyadarkan mereka akan dampak negatif dari sampah yang dibuang sembarangan. “Harapan terbesar kami adalah membangun kesadaran lingkungan mulai dari anak-anak hingga kalangan dewasa. Dengan begitu, lingkungan kita tetap lestari, dan generasi mendatang masih bisa menikmati alam,” tambah Deddy.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan manfaat air dan sempadan sungai, serta pentingnya menjaga kebersihan sungai. 

I Wayan Sahbrata, S.Pd., Plt. Kepala SD Negeri 13 Kesiman sekaligus Kepala SD Negeri 8 Kesiman, menyampaikan bahwa Sekolah Sungai ini melibatkan 380 siswa dari kelas 1 hingga 6, serta 30 guru pendamping. "Kegiatan ini sangat positif dalam menumbuhkan kesadaran akan kelestarian sungai. Harapan kami agar semua sekolah di Denpasar bisa menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan,” ujarnya.



Program hari ini juga mencakup pengenalan ekosistem air melalui pengambilan sampel air sungai. Para siswa diajak untuk mengamati dan mencium air sungai, sehingga memahami perubahan kualitas air dari masa lalu hingga sekarang.

Kepala Lingkungan Kebonkuri Kaja, I Ketut Oka Yasa, yang akrab disapa Tut Katak, juga menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, program ini menjadi momen penting untuk mendidik anak-anak agar tidak membuang sampah sembarangan dan bahkan mengelola sampah menjadi barang yang bernilai.

“Kami ingin membentuk kesadaran generasi muda agar sungai dapat menjadi ekosistem yang lestari, lengkap dengan keberadaan biota seperti ikan. Harapan kami, lingkungan Kebonkuri Kaja bisa menjadi contoh dalam pelestarian sungai, termasuk untuk acara-acara adat yang melibatkan sungai seperti prosesi mesakap pasih,” ujar Oka Yasa.

Kegiatan Sekolah Sungai ini diharapkan mampu memberikan edukasi lingkungan sejak dini kepada para siswa, sehingga kelak mereka dapat turut menjaga kelestarian sungai dan lingkungan sekitarnya.*m03

Read Entire Article